Minggu, 30 April 2017

Profil Lengkap Member Twice Girl Band JYP Entertainment

Profil Lengkap Member Twice Girl Band JYP Entertainment - TWICE adalah girlband baru dari JYP Entertainment yang terbentuk dari program survival bernama “SIXTEEN” yang tayang di MNET. Setelah mulai tayang tanggal 5 Mei lalu, akhirnya pada tanggal 7 Juli JYP mengumumkan 9 anggota/member yang lolos untuk didebutkan sebagai girl group baru.


Twice akhirnya resmi debut pada tanggal 20 Oktober dengan album mini pertama bertajuk ‘The Story Begins’ dengan pemimpin track “Like OOH-AHH”. Pastinya mau tau juga dong profil biodatanya, jadi dengan sengaja sudah kami siapkan berikut ini biodata para membernya...

Baca juga...
==>> cara anak SMA ini bisa menghasilkan Rp 10 juta dalam sebulan hanya dengan online 30 menit setiap hari, selengkapnya klik disini
# Biodata Nayeon:


Nama Asli: Im Na Yeon
Nama Panggung: Nayeon
Tanggal Lahir: 21 September 1995
Posisi: Vocal, Dancer, Visual
Tinggi: 163 cm
Berat: 47 kg
Tipe Darah: A
Kewarganegaraan: Korea Selatan

# Biodata Jungyeon:


Nama Asli: Yoo Jung Yeon
Nama Panggung: Jungyeon
Tanggal Lahir: 1 November 1996
Posisi: Dancer, Rapper, Vocal
Tinggi: 171 cm
Berat: 50 kg
Tipe Darah: O
Kewarganegaraan: Korea Selatan

# Biodata Momo:


Nama Asli: Hirai Momo
Nama Panggung: Momo
Tanggal Lahir: 9 November 1996
Posisi: Vocal, Dancer
Tinggi: 167 cm
Berat: 48 kg
Tipe Darah: -
Kewarganegaraan: Jepang

# Biodata Sana:


Nama Asli: Minatozaki Sana
Nama Panggung: Sana
Tanggal Lahir: 29 Desember 1996
Posisi: Vocal, Dancer
Tinggi: 168 cm
Berat: 48 kg
Tipe Darah: B
Kewarganegaraan: Jepang

# Biodata Jihyo:


Nama Asli: Park Jisoo
Nama Panggung: Jihyo
Tanggal Lahir: 1 Februari 1997
Posisi: Dancer, Vocal, Leader
Tinggi: 162 cm
Berat: 56 kg
Tipe Darah: O
Kewarganegaraan: Korea Selatan

# Biodata Mina:


Nama Asli: Myoui Mina
Nama Panggung: Mina
Tanggal Lahir: 24 Maret 1997
Posisi: Dancer, Vocal
Tinggi: 163 cm
Berat: 46 kg
Tipe Darah: A
Kewarganegaraan: Jepang

# Biodata Dahyun:


Nama Asli: Kim Da Hyun
Nama Panggung: Dahyun
Tanggal Lahir: 28 Mei 1998
Posisi: Rap, Vocal, Dancer
Tinggi: 165 kg
Berat: 48 kg
Tipe Darah: O
Kewarganegaraan: Korea Selatan

# Biodata Chaeyoung:


Nama Asli: Son Chae Yeong
Nama Panggung: Chaeyeong
Tanggal Lahir: 23 April 1999
Posisi: Rapper, Vocal, Dancer
Tinggi: 163 cm
Berat: 48 kg
Tipe Darah: B
Kewarganegaraan: Korea Selatan

# Biodata Tzu Yu:


Nama Asli: Chou Tzu Yu
Nama Panggung: Tzu Yu
Tanggal Lahir: 14 Juni 1999
Posisi: Dancer, Vocal, Maknae
Tinggi: 170 cm
Berat: 48 kg
Tipe Darah : A
Kewarganegaraan: Taiwan

sumber artikel:
http://shecantiq.blogspot.com/2015/10/profil-lengkap-member-twice-girl-band.html

Baca juga...
Unknown

SINOPSIS NOVEL LAIL WA QUDHBAN (SELINGKUH)

Disampaikan oleh:Uswatun Hasanah (10110098)
            Diceritakan Bahwa seorang pemuda yang telah terlibat dalam pembunuhan, ia menerima hukuman penjara selama lima belas tahun, sungguh tidak ada kehidupan yang lebih pedih dari pada kehidupan penjara, para sipir dan kepala penjara menggunakan bahasa pecut dan cemeti untuk menjalankan seluruh peraturan nara pidana, ratusan nara pidana ynag melakukan aktivitas hariannya dengan hukuman berupa memecahkan batu di Jabal Aswad, sejak terbit fajar sampai matahari terbenam diantara teman-teman dekat Faris, dalam jeruji besi antara lain Abdul Hamid dan Syeikh Salman, merekalah yang telah menemani Faris dalam suka dan duka dibalik jeruji besi.
            Ternyata bagi beberapa orang tidak hanya jeruji besi yang dapat memenjara seseorang, rumah mewah, suami yang berkedudukan dapat pula menjadi penjara, hal itu yang dirasakan oleh Inayah Hanim, Istri dari kepala penjara, kehidupan Inayah Hanim di rumahnya jauh dari kebahagiaan karena Abdul Hadi sebagai Suami hanya disibukkan dengan aktifitas memberi hukuman para nara pidana, ia tidak dapat memenuhi kebutuhan batin Inayah, karena ia tidak dapat memberi keturunan, Abdul Hadi mandul dan ia pun sangat jarang memberikan pelukan-pelukan hangat layaknya seorang suami.

Baca juga...
==>> Kisah Pelajar yang memiliki penghasilan mencapai puluhan juta  setiap bulannya yang hanya dikerjakan sepulan belajar, ingin tahu rahasia suksesnya? klik disin.... 
            Dalam aktivitas harian Inayah layaknya seorang dokter yang sangat dekat dengan obat-obatan karena Abdul hadi terkena penyakit Liver, Hipertensi, dan Deabetes, yang oleh dokter disarankan untuk mengkonsumsi obat setiap hari dan menyuntikkan hipersulin padanya.
            Inayah sangat bosan dengan kehidupan yang ia alami ia ingin merasakan layaknya istri-istri lain yang dapat dipenuhi kebutuhan lahir batinnya, tidak hanya kebutuhan ekonomi. sebagaimana Abdul Hadi, Ia hanya menawarkan uang, uang dan uang setiap kali pulang dari kantornya di penjara Abu Za’bal tersebut.
            Suatu malam ketika Inayah sedang tidur di sebelah Abdul Hadi, ranjang itu terasa sangat panas Karena ia tak dapat menikmati kemesraan suaminya, tanpa terduga lampu rumah padam, Abdul Hadi berteriak memanggil salah satu sipir agar memerintahkan salah satu nara pidana untuk memperbaiki saklar lampu yang sedang konslet, akhirnya Faris datang untuk memperbaiki, di tengah remang-remang sinar lampu petromak ada benang kasih yang timbul antara seorang nara pidana dan istri kepala penjara, Inayah menyuguhkan secangkir teh, sebatang rokok dan potongan panggang burung dara, padahal merokok bagi nara pidana merupakan larangan yang dapat  mendatangkan hukuman cambuk bagi pelakunya. Akan tetapi inayah Hanim meminta kepada sipir agar mengizinkannya untuk melakukan itu.
            Setelah usai memperbaiki listrik, Faris terngiang-ngiang dengan kecantikan Inayah, akan tetapi ia selalu menyadari tentang kedudukannya sebagai nara pidana.
Baca juga...
==>> Kisah Pelajar yang memiliki penghasilan mencapai puluhan juta  setiap bulannya yang hanya dikerjakan sepulan belajar, ingin tahu rahasia suksesnya? klik disin.... 
            Waktu telah berlalu datanglah kesempatan emas bagi Inayah Hanim untuk melakukan perselingkuhan dengan laki-laki manapun, Abdul Hadi meminta pamit agar ia diizinkan untuk keluar menuju kairo selama beberapa hari, dengan senang hati Inayah mengizinkan.
            Malam telah tiba Inayah Hanim tak dapat tidur lelap, ia menginginkan kehangatan diatas kasurnya. Ia mencari ide bagaimana ia bisa memanggil Faris sebagai nara pidana yang tampak tampan didepannya, Inayah menggunting kabel listrik, sehingga listrik pun menjadi padam, ia memanggil sipir agar mengirimkan salah seorang nara pidana yang bernama Faris untuk memperbaiki lampu, namun ketika Faris telah memasuki rumah Inayah Hanim, Ia mempersilahkan Faris untuk menaiki kasurnya, ia memegang tangan faris seakan mengantarkan kedua tangannya agar memeluk dirinya, mereka terlibat dalam perselingkuhan dengan perbuatan Zina.
            Hal tersebut tak seorangpun mengetahuinya, namun beberapa hari kemudian mereka melakukan hal yang serupa dengan tekad yang lebih tinggi, Inayah Hanim menyuruhnya agar meminum seteguk minuman keras sehingga ia dapat melakukan cumbu mesra tanpa kendali sedikitpun.
            Perbuatan mereka tersebar diantara para penghuni jeruji besi, Akhirnya dengan kemarahan yang memuncak kepala penjara memerintahkan secara diam-diam agar Faris diracun, Faris terbunuh seketika dengan banjir darah yang keluar dari mulutnya, Inayah Hanim ditendang dari rumah dan ditalak oleh suaminya Abdul Hadi sebagai kepala penjara.
            Akan tetapi tak semua orang berpihak pada Abdul Hadi yang sangat keras kepala itu, dokter penjara memberi surat keputusan resmi bahwa Faris mati karena diracun. Oleh karenanya, pelaku pembunuhan wajib dikenakan hukuman penjara.
            Fakta mengungkap pelaku racun tersebut Abdul Hadi dan syalqomi sebagai otak dari semuanya, Akhirnya kepala penjara dan salah satu sipir tersebut dipenjara diungsikan ke Mesir.
SUMBER ARTIKEL:
https://annabintizain.wordpress.com/2013/04/30/sinopsis-novel-lail-wa-qudhban-selingkuhdisampaikan-olehuswatun-hasanah/
Unknown

10 Bahaya Makan Telur Setiap Hari Bagi Tubuh

Telur adalah salah satu jenis makanan super yang menjadi sumber protein tinggi bagi anak anak dan orang dewasa. Telur dapat diolah menjadi berbagai menu masakan yang berbeda diantaranya dapat dijadikan sebagai gulai telur, semur telur, dadar telur dan lain-lain. Dimana tidak ada satupun cara mengolah yang dapat mengurangi citarasanya yang selalu lezat. Menu masakan dari bahan dasar telur banyak dijumpai di berbagai kedai makanan dan para penjual keliling, Misalnya siomay dan ketupat sayur . 
Kandungan gizi yang ada pada telur adalah :
  • Kolin, Protein
  • Vitamin A, Vitamin B
  • Vitamin C, Lemak
  • Fosfor, Karbohidrat
  • Zat besi dan Kalsium
1. Kolesterol
Mengkonsumsi kuning telur secara berlebihan atau setiap hari dapat memicu peningkatan kolesterol dalam tubuh. Bagi orang orang yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi dapat beresiko terserang stroke ringan. Kolesterol dalam telur dapat menyumbat aliran darah dan memblokir klelancaran oksigen dalam darah untuk mengalir pada jaringan pembuluh darah.
2. Tumbuh Bisul
Telur mengandung lemak cukup tinggi yang jika dikonsumsi lebih dari 3 butir setiap hari maka akan mengacaukan kadar minyak alami yang stabil ada pada lapisan kulit terdalam sehingga dapat menyebabkan munculnya bisul bisul kecil.
3. Tersedak
Mengkonsumsi kuning telur tanpa dibarengi dengan asupan nasi dapat membuat tersedak karena kuning telur sangat minim mengandung air. Dan bersifat padat ketika masuk dalam tenggorokan.
4. Hipertensi
Seseorang yang memiliki penyakit hipertensi sebaiknya jangan terlalu banyak mengkonsumsi telur, Karena kandungan lemaknya mampu menyumbat pembuluh darah dan memicu peningkatan tekanan darah. (Bca juga : makanan untuk darah tinggi)
5. Asam urat
Bagi penderita asam urat sebaiknya hindari telur karena lemak dan zat fosfor dapat mengganggu kestabilan jumlah asam urat yang ada di persendian. Lemak pada telur mampu meningkatkan jumlah asam urat.
6. Mual
Mengkonsumsi telur terlalu banyak tanpa diimbangi makan sayuran dan buah dapat menyebabkan perut mual. Kandungan gas yang ada pada telur dapat menimbulkan iritasi pada lambung. (Baca juga : sering mual setelah makan)
7. Bobot tubuh mudah naik
Seseorang yang makan telur lebih dari 3 butir setiap hari dapat mempercepat penambahan bobot tubuhnya. Karbohidrat dan lemak yang ada di dalamnya dapat memicu penumpukan lemak didalam tubuh dan memperlambat metabolisme tubuh. (Baca juga : penyebab obesitas)
8. Kadar gula dalam darah meningkat
Telur memiliki kadar gula sendiri yang jika mengkonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan, dapat memicu penumpukan kadar gula dalam darah. Penderita gejala diabetes sebaiknya tidak makan telur secara berlebihan.
9. Mengganggu hormon pria dan wanita
Kandungan lemak dan kolesterol yang ada didalam telur dapat mengganggu kestabilan hormon pria dan wanita. Kondisi ini mengganggu kesuburan.
10. Timbul Jerawat
Bukan hanya akan tumbuh bisul jika makan telur terlalu banyak, namun jerawat akan muncul bahkan pada seseorang yang memiliki jenis wajah kering. Lemak dan kolesterol dalam telur berpotensi menyumbat pori pori kulit dan meningkatkan debit minyak yang ada di permukaan kulit wajah sehingga memicu kulit wajah mudah menyerap debu dan radikal bebas yang dipancarkan oleh sinar matahari.

Solusi Terbaik Mengkonsumsi Telur

Bnyak orang yang mengkonsumsi telur hanya berfokus pada kenikamtannya saja tanpa memperhitungkan bahaya yang mungkin dihasilkan dari telur itu sendiri. Telur lebih banyak dikenal sebagau makanan rakyat yang mudah ditemukan dan mengandung gizi, Namun sedikit yang mengetahui bahwa telur juga bisa berbahaya bagi kesehatan. Solusi terbaik agar tubuh tetap sehat mengkonsumsi telur, Diantaranya:
Baca juga...
==>> Cara mudah memiliki penghasilan perbulan 100-300ribu perhari bahkan puluhan juta perbulannya, pelajari segera metode sederhananya di sini infolokernet.id 
  • Telur yang matang
Bnayak orang beranggapan jika makan telur menytah adalah sehat. Telur yang mentah disinyalir mengandung banyak bakteri dan parasit yang dapat mengganggu kesehatan pencernaan. Jika ingin makan telur rebus maka rebuslah hingga benar benar matang. Telur yang matang direbus tetap akan memiliki kandungan gizi yang utuh dan lebih amn untuk dikonsumsi.
  • 3 butir
Mengonsumsi telur disarankan tidak melebihi 3 butir perharinya karena hal tersebut untuk pencegahan peningkatan lemak dan kolesterol dalam tubuh. Sebenarnya makan telur yang ideal adalaah saatu butir satu hari.
  • Telur yang utuh
Maakn telur jangan hanya potihnya atau kuningnya saja. Makaanlah semuanya agar tubu dapart merasakan manfaat proteinnya yang tinggi bagi kesehatan. Jika hanya menyukai kuningnya saja maka aklan mempercepat penumpukan kolesterol dalam tubuh. Putih telur banayak mengandung protein yang dapaat menetralisir kadar kolesterol dalam kuning telur.
  • Telur ditambahankan bahan makanan lain
Untuk meningkatkan kualitas gizi pada telur bisa ditambahkan dengan makanan lain yang lebih banyak mengandung vitamin D atau Omega 3. Telur yang digabungkan dengan makanan lain yang mengandung Omega 3 dapat menetralisir kadar kolesterol yang ada pada telur.
  • Minyak zaitun atau minyak jagung
Menggoreng dadar atau telur ceplok agar tetap sehat dan tidak meningkatkan kadar kolesterol dan lemaknya, Sebaiknya gorenglah telur dengan menggunakan minyak zaitun atau minyak jagung yang terbebas dari lemak jenuh. Telur sudah mengandung kolesterol dan lemak, Maka jangan ditambah lagi kadarnya dengan minyak yang mengandung lemak jenuh .
SUMBER ARTIKEL:
http://halosehat.com/makanan/makanan-berbahaya/bahaya-makan-telur-setiap-hari

Unknown

Najib Kailani Pelopor Dakwah Bil Novel


Najib al-Kailani. Sastrawan ulung dari Mesir. Ia adalah salah satu pelopor sastra dan teater Islam. Karya-karyanya sarat nilai Islam dan kemanusiaan. Karya-karyanya sarat dengan kritik sosial. Berbilang kali ia masuk penjara. Dan justru dalam penjaralah karya-karya besarnya lahir. Bermacam penghargaan ia peroleh. Ia telah berhasil berdakwah dengan karya sastra. Berdakwah dengan novel. Najib Kailani adalah seorang novelis legendaris. Ia pengarang sangat produktif.
Kritik sosial dalam tulisan Najib sangat kental. Terutama pembelaan terhadap para kaum lemah, miskin, dan tertindas. Ia dikenal berani melawan rezim kezhaliman dan kebatilan. Tanpa melupakan dimensi religius yang cukup menonjol. Ia juga tak segan mengangkat tema tentang ulama dan cendekiawan. Ia mengkritik semua yang bertentangan dengan nilai Islam dan kemanusiaan.
Najib al-Kailani lahir pada 10 Juni 1931 di Syarsyabah, Provinsi al-Gharbiyah, Mesir. Ia berasal dari keluarga petani sangat miskin. Anak sulung dari sembilan bersaudara. Ketika terjadi Perang Dunia II, Mesir terkena dampak buruknya, termasuk kampung kelahirannya. Mesir dihantam krisis ekonomi hebat ditambah dengan tekanan dan penindasan penjajah Inggris. Para petani mengalami berbagai penderitaan. Najib Kailani lahir dan besar dalam situasi krisis politik dan ekonomi yang demikian buruk di Mesir.
Di tengah krisis tersebut, Najib Kailani mulai belajar di Kuttab. Kemudian melanjutkan ke Madrasah Ibtidaiyah di Sinbath dan Madrasah Tsanawiyah di Thantha, Mesir. Pada tahun 1951, ia melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Fuad (sekarang Universitas Kairo). Pada tahun 1955, Najib Kailani diajukan ke pengadilan, berkaitan kegiatannya politiknya yang aktif dalam gerakan Ikhwanul Muslimin. Ia divonis 10 tahun. Setelah menjalani hukuman 3,5 tahun, ia dibebaskan. Setelah keluar dari penjara, ia menyelesaikan kuliahnya. Tahun 1960, ia kembali dipenjara selama 1,5 tahun. Hampir lima tahun berpindah-pindah dari satu penjara ke penjara lain. Berbagai macam ancaman dan penyiksaan ia alami di penjara.
Setamat kuliah, Najib al-Kailani bekerja sebagai dokter pada Kementerian Perhubungan dan Jawatan Kereta Api Mesir. Di samping bekerja, Najib juga aktif menulis puisi, novel, cerpen, dan naskah drama. Pada tahun 1965, Gamal Abden Nasser menginstruksikan dari Moskow untuk kembali menangkap para aktivis Ikhwanul Muslimin. Najib termasuk di antaranya. Pada tahun 1967, ia meninggalkan Mesir dan bekerja sebagai dokter di Kuwait, kemudian di Dubai. Selanjutnya, ia berpindah-pindah dari satu jabatan ke jabatan lain. Terakhir, ia menjabat sebagai Direktur Departemen Budaya pada Kementerian Kesehatan Persatuan Emirat Arab. Ia juga menjadi anggota panitia bidang kesehatan masyarakat untuk negara-negara teluk. Ia banyak menghadiri berbagai muktamar para Menteri Kesehatan negara-negara Arab. Ia kembali ke Kairo pada tahun 1992. Tahun 1968, Najib pindah ke Emirat Arab dan bekerja sebagai dokter yang mengepalai sebuah Yayasan Kesehatan. Hampir seperempat abad ia berada di luar mesir.
Tulisan-tulisan Najib sangat unik dan menarik. Kar-yanya lahir dari penghayatan mendalam terhadap nilai-nilai kemanusiaan, persaudaraan dan cinta. Karyanya lahir dari himpitan dan tekanan kezaliman, terutama berbagai bentuk penyiksaan dan intimidasi di penjara. Semuanya ia tuangkan dalam lebih dari 50 buku, berupa novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, dan naskah drama. Selain itu, ia tuangkan juga dalam ratusan artikel ilmiyah yang tersebar di berbagai majalah dan surat kabar.
Pada saat di penjara, novelnya al-Thariq al-Thawil (Jalan Panjang) meraih penghargaan karya terbaik dalam lomba menulis cerita yang diadakan Kementerian Pendidikan dan Pengajaran Mesir. Novel yang bercerita tentang Perang Dunia II. Saat itu, ia menggunakan nama pena, bukan nama aslinya. Dan baru diketahui nama aslinya setelah pengumuman pemenang lomba.
Kiprah Najib dalam dunia sastra bermula dari gemar dan cinta membaca, terutama majalah-majalah sastra yang terbit pada masa itu. Ia gemar membaca al-Risalah, al-Tsaqofah, al-hilal, dan al-Muqtathof. Melalui majalah-majalah tersebut, ia mengenal banyak sastrawan, seperti Sayyid Quthub, Mushthofa Shodiq al-Rofi’i, al-‘Aqqod, al-Mazini, al-Manfaluthi, Thoha Husein, dan Taufiq al-Hakim. Kegemaran itu muncul sejak ia masih di bangku Tsanawiyah. Pada saat itu pula Najib al-Kailani mulai menulis puisi.
Limpahan karyanya masih dapat kita jumpai di perpustakaan. Sebut saja, misalnya, Ardlu al-Anbiya’ (Bumi Para Nabi), Hikayat Jaad Allah (Kisah kekasih Allah), Hamamah Salam (Merpati Perdamaian), Damm li Fathir Shuhyuun (Darah Santapan Zionis), Alladzina Yahtariqun (Orang-Orang yang Terbakar), Ibtisaamah fi Qolb asy-Syaithan (Senyum di Hati Setan), Ardl al-Asywaaq (Bumi Berpagar), Amirah al-Jabal (Ratu Gunung), al-Royat al-Su’ud (Bendera Saudi), ‘Adzra’ al-Qoryah (Gadis Kampung), al-Ka’sal-Farighoh (Gelas Kosong), dan puluhan karya yang lain.
Meskipun dikenal sebagai salah satu pelopor Sastra dan Teater Islam Najib al-Kailani juga menulis karya ilmiah dalam bidang kedokteran, keagamaan, dan politik. Di antara karya-karya ilmiahnya adalah Haula al-Din wa al-Daulah (Seputar masalah Agama dan Negara), al-Thoriq ila Ittihad Islami (Jalan menuju Persatuan Islam ), Nahnu wa al-Islam (Kita dan Islam), Tahta Royat al-Islam (Di bawah Bendera Islam), al-Mujtama’ al-Maridl (Masyarakat yang Sakit), Iqbaal al-Sya’ir al-Tsair (Iqbal, Sang Penyair Revolusioner), Syauqii fi Rakb al-Khalidin (Kerinduanku berada di sisi Orang-Orang yang Kekal), Fi Rihah al-Thibb al-Nabawi (Nikmatnya Pengobatan Nabi), al-Shaum wa ash-Shihhah (Puasa dan Kesehatan), dan Mustaqbal al-‘Alam fi Shihhah al-Thifl (Masa Depan Kesehatan Anak di Dunia). Karya-karya sastra dan ilmiahnya sering memperoleh bermacam penghargaan.
Dalam hampir keseluruhan karyanya, Najib selalu menyelipkan nilai-nilai Islam yang berdimensi kemanusiaan dan keadilan, serta  menentang segala bentuk kedhaliman, penindasan dan segala sesuatu yang bertentangan dengan ruh Islam. Nilai-nilai Islam dan kemanusiaan selalu menjadi lentera dalam karya-karyanya. Oleh karena itulah, Najib Kailani dikenal sebagai sastrawan pelopor dakwah bil novel. Bagi Najib, berdakwah tidak hanya di masjid, musholla dan maslis taklim dan temmpat lainnya. Berdakwah bisa lewat media karya sastra.
Najib tidak segan mengkritik profesi dokter yang bekerja hanya untuk mengeruk materi, tanpa memiliki misi kemanusiaan yang luhur. Ia juga selalu mengkritik orang yang menyandang gelar terhormat keagamaan justru melakukan tindakan yang menyimpang dari nilai-nilai Islam. Najib al-Kailani adalah teladan dan pelopor tentang bagaimana membangun karya sastra dengan sentuhan mendalam nilai Islam. Novel boleh saja bertema cinta, tapi tidak boleh lepas dari pesan moral dan kritik sosial. Yaitu pesan moral dan kritik sosial yang mencerahkan dan memajukan alam pikiran para pecinta dan penikmat karya sastra.

SUMBER ARTIKEL:
http://www.suaramuhammadiyah.id/2016/02/17/najib-kailani-pelopor-dakwah-bil-novel/
Unknown

Profil Sastrawan Dunia: Najib Al-Kailani (1931-1995)

Najib lbrahim bin Abd al-Lathiif al-Kailani dilahirkan tanggal 10 Juni 1931 di Syarsyabah, suatu desa di wilayah bagian barat Republik Arab Mesir, sebagai anak pertama dari keluarga petani. Ketika meletus Perang Dunia II, ia berusia 8 tahun. Perang Dunia II menimbulkan pengaruh buruk pada kehidupan di Mesir, termasuk di tanah kelahirannya, Syarsyabah. Mesir dilanda krisis ekonomi ditambah dengan tekanan penjajah Inggris yang membuat para petani menanggung berbagai derita. Demikianlah Najib al-Kailani lahir dan tumbuh dalam situasi politik dan ekonomi yang sangat sulit. 

Pendidikan Najib al-Kailani, sebagaimana kebanyakan anak-anak di Mesir, dimulai di Kuttab, di mana ia belajar membaca dan menulis, menghafal banyak surat-surat dari Al-Qur'an, Perjalanan Hidup Nabi SAW, dan kisah-kisah para Nabi lainnya. Kemudian ia melanjutkan pelajaran ibtidaiyyahnya di Sinbath, dan Tsanawiyahnya (5 tahun, setingkat dengan SLTP-SLTA) di Thontho.

Pada tahun 1951, ia melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Fuad I (sekarang Universitas Kairo). Pada tahun keempat di fakultas tersebut, Najib al-Kailani diajukan ke pengadilan, berkenaan keterlibatannya dalam masalah politik (ia bergabung dengan gerakan Ikhwanul Muslimin) dan divonis hukuman penjara selama 10 tahun, tapi setelah menjalani hukuman selama 3,5 tahun, ia dikeluarkan. Setelah keluar dari penjara ia menyelesaikan kuliahnya. Pada tahun 1960, ia kembali dimasukkan ke penjara selama 1,5 tahun.

Setelah tamat dari Fakultas Kedokteran, Najib al-Kailani bekerja sebagai dokter pada Kementrian Perhubungan dan Jawatan Kereta Api Mesir. Pada tahun 1967, ia meninggalkan Mesir dan bekerja sebagai dokter di Kuwait, kemudian di Dubai. Selanjutnya ia berpindah-pindah dari satu jabatan ke jabatan lain, terakhir ia menjabat sebagai Direktur Departemen Budaya pada Kementerian Kesehatan Persatuan Emirat Arab, di samping menjadi anggota panitia-panitia yang bergerak dalam bidang kesehatan masyarakat untuk negara-negara Teluk. Ia telah banyak menghadiri berbagai muktamar para Menteri Kesehatan negara-negara Arab. Ia kembali ke Kairo pada tahun 1992.

Kiprah Najib al-Kailani dalam dunia sastra sebagai cerpenis, novelis dan penyair, bermula dari kegemarannya membaca, terutama membaca majalah-majalah sastra yang terbit pada masa itu, seperti Ar-Risalah, Ats-Tsaqofah, Al-hilaal, dan Al-Muqtathof. Melalui majalah-majalah tersebut, ia dapat berkenalan dengan banyak para sastrawan, seperti Sayyid Quthb, Mushthofa Shodiq ar-Rofi'i, Al-'Aqqod, Al-Mazini, Al-Manfaluthi, Thoha Husen dan Taufiq El-Hakim.

Najib Al-Kailani menulis puisi sejak di Tsanawiyah. Ketika di penjara ia menulis beberapa novel. Di antara novel-novelnya adalah: Ardlu al-Anbiyaa, Hikayat Jaad Alloh, Hamamah Salaam, Damm li Fathir Shuhyuun, Alladzima Yahtariquun, Ro's asy-Syaithoon, Ar-Robii' al-'Ashif, Rihlah Ila Alloh, Romadloon Habiibii, Ath-Thoriq ath-Thowiil, Tholai' al-Fajr, Adh-Dhillu al-Aswad, 'Adzroo' Jakarta, 'Alaa Abwaah Khoibar, 'Amaliqoh asy-Syamaal, Fi adh-Dholaam, Qootil Hamzah, Layaalii Turkistaan, Lail al-Khothooyaa, Marookib al-Abroor, An-Nidaa' al-Khoolid, Nuur Alloh, Al-Yaum al-Mau'uud, Imroat 'Abdal-Mutajalli, dan Ar-Rojul Alladzii Aamana.

Di antara antologi-antologi cerpennya adalah: Ibtisaamah fi Qolb asy-Syaithoon, Ardl al-Asywaaq, Amiroh al-Jabal, Ar-Rooyaat as-Suud, 'Adzroo ' al-Qoryah, Al-Ka'sal-Farighoh, Liqoo' 'Inda Zamzam, Lail al-'Abiid, Yaumiyyaat al-Kalb Syamluul, Dumu' al-Amiir, Hikaayaat Thobiib, 'Inda ar-Rohiil, Faaris Hawaazin, Mao 'idunaa Ghodan, dan Al- 'Alam adl-Dloyyiq.

Di antara antologi puisi-puisinya adalah: 'Ashr asy-Syahiid (1971), Aghooni al-Ghurobaa' (1972), Kaifa Alqooka (1980), dan Madiinah al-Kabaa-ir (1988).

Najib Al-Kailani termasuk sastrawan Arab penggagas Sastra Islam dan Teater Islam. Di samping cerpen dan novel dan bahasan tentang sastra, Najib Al-Kailani juga menulis karya-karya ilmiah dalam bidang kedokteran, keagamaan dan politik. Di antara karya-karya ilmiahnya adalah: Haula ad-Diin wa ad-Daulah, Ath-Thoriiq ilaa Ittihaad Islaami, Nahnu wa al-islaam, Tahta Rooyat al-islam, Al-Mujtama' al-Mariidl, Iqbaal asy-Syaa 'ir ats-Tsaair, Syauqii fii Rokb al-Khoolidiin, Fi Rihaah ath-Thibb an-Nabawi, Ash-Shoum wa ash-Shihhah, dan Mustaqbal al- 'Alam fii Shihhah ath-Thifl.

Berbagai hadiah dan penghargaan ilmiah dan sastra yang diterimanya, di antaranya yang terpenting adalah: (1) Hadiah Kementrian Pendidikan dan Pengajaran atas novelnya: Ath-Thoriiq ath-Thowiil(1957). (2) Hadiah Kementrian Pendidikan dan Pengajaran atas  novelnya: Fii adh-Dholaam (1958). (3) Hadiah Kementrian Pendidikan dan Pengajaran atas bukunya: Iqbaal asy-Syaa'ir ats-Tsaair(1958). (4) Hadiah Mentri Pendidikan  dan Pengajaran atas bukunya: Syauqy fii Rokb al-Khoolidiin(1958). (5) Hadiah Kementrian Pendidikan dan Pengajaran  atas bukunya: Al-Mujtama' al-Mariidl(1958). (6) Hadiah Klab Novel dan Medali Emas dari Thoha Husen atas kumpulan cerpennya: Mao'iduna Ghodan (1959). (7) Hadiah Majlis A'laa untuk Perlindungan Seni dan Sastra atas novelnya: Al-Yaum al-Mau'uud (1960). (8) Hadiah Kementrian Pendidikan dan Pengajaran atas antologi cerpennya: Dumuu' al-Amiir. (9) Hadiah Majma' al-Lughoh al-'Arobiyah atas novelnya: Qootil Hamzah (1972). (10) Medali Emas dari Presiden Pakistan, Ziaul Haqq, atas bukunya: Iqbaal asy-Sya'ir ats-Tsaair (1980). Beberapa karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, di antaranya ke dalam bahasa Inggris, Itali, Rusia, Turki dan Indonesia.

[sumber: http://arkanship.blogspot.com/2008/09/najib-al-kailani-1931-1995.html]
Unknown

Najib Kaelany (1931-1995), Sastrawan Mesir



Beliau dilahirkan tahun 1931 di desa Syarsyabah di tengah keluarga petani. Tamat dari SLTA tahun 1949 di Thanta. Kemudian meneruskan di Fakultas Kedokteran Universitas Cairo. Menjelang akhir kuliahnya beliau di tangkap pada tahun 1955 dengan tuduhan terlibat sebagai anggota al-Ikhwan al-Muslimin. Dan divonis 10 tahun penjara. Pada tahun 1954 dibebaskan karena alasan kesehatan, setelah selama hampir lima tahun berpindah-pindah penjara dan menerima berbagai macam penyiksaan. Kemudian beliau meneruskan kuliahnya di universitas dan jurusan yang sama hingga tamat tahun 1960. Sejak saat itu disamping bekerja sebagai dokter beliau menulis puisi, cerita pendek, novel dan naskah teater. Pada tahun 1965, Gamal Abden Nasser menginstruksikan dari Moskow untuk kembali menangkapi para aktivis IM. Termasuk diantaranya, beliau, ditangkap untuk kedua kalinya. Sampai akhir keruntuhan rezim tahun 1967 beliau kembali menghirup udara bebas.
Tahun 1968 Beliau meninggalkan Mesir ke Kuwait dan bergabung dengan para dokter di sana. Tak lama kemudian beliau pindah ke Emirat dan bekerja sebagai dokter yang mengetuai sebuah yayasan kesehatan. Dan tetap berada di luar mesir hampir seperempat abad lamanya.
Tulisan-tulisan beliau sangat khas. Karena lahir dari penghayatan nilai-nilai kemanusiaan, persaudaraan dan cinta. Ditengah penghimpitan dan tekanan kezaliman. Terutama berbagai bentuk penyiksaan di penjara. Lebih dari 70 buku novel dan cerita yang beliau tulis.
Nuansa-nuansa sosial dalam tulisan beliau sangat kental. Terutama pembelaan terhadap para kaum lemah dan teraniaya, serta melawan rezim kezhaliman dan kebatilan. Disamping itu nuansa-nuansa religius yang cukup kental. Serta mengangkat para ulama dan ilmuan.
Justru pada saat beliau di penjara, novelnya “Ath-Thariq At-Thawil” (Jalan Panjang) meraih penghargaan karya terbaik lomba menulis yang diadakan Kementrian Pendidikan dan Pengajaran Mesir. Sebuah novel tentang perang dunia kedua. Beliau menggunakan nama pena. Dan baru diketahui nama asli beliau setelah pengumuman pemenang lomba tersebut.
Karya beliau yang lain yang mendapat penghargaan adalah kumcer “Dumu’ al-Amir” (Air Mata Pangeran) sebuah antologi cerpen sejarah Islam. Cerpen-cerpen beliau yang lain yang mengangkat fenomena sosial di Mesir dan beberapa negara Timur Tengah: “Ardhul Anbiya” (Bumi Para Nabi); “Umar Yadhar fi al-Quds” (Umar Muncul di Yerussalem); Novel “Layali Turkistan” (Malam-malam Turkistan); “Amaliqah asy-Syimal” (Raksasa dari Utara); “Adzra’ Jakarta” (Gadis-gadis Jakarta); “Al-Yaumu al-Mau’ud” (Hari yang Dijanjikan) sebuah kisah tentang perang salib. Novel “Qatilu Hamzah” (Pembunuh Hamzah).
Novel “Ath-Thariq At-Thawil” (Jalan Panjang), pemenang lomba menulis Kementrian Pendidikan dn Kebudayaan tahun 1959 mendapatkan sambutan hangat dari berbagai kalangan. Hingga kemudian dijadikan diktat wajib pelajaran sastra para siswa SLTA. Juga telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Rusia.
Menurut sastrawan ini, tak ada yang bertentangan dan berlawanan antara seni, sastra dan Islam. Jika ada kontradiksi, pada hakikatnya merupakan sebuah pemahaman parsial dari Islam, atau upaya menjauhkan seni dan sastra dari nilai-nilai Islam. Yaitu usaha sekularisasi dari aspek sastra dan seni. Islam tak pernah memerangi atau mengebiri seni dan sastra. Justru menumbuhkan dan mendukungnya. Hanya saja mengedepankan nilai-nilai normatif dan moral. Bukan mengatasnamakan liberalisasi tanpa aturan untuk membungkus kebobrokan dengan nama seni dan sastra.
Beliau termasuk yang anti dengan sastra-sastra cabul yang mengeksploitasi tubuh manusia serta menilai sesuatu dengan sudut pandang materi.
Novel beliau “Alladzina Yahtariqun” (Mereka yang Terbakar) pernah disinetronkan pada tahun 1980-an. Mengisahkan tentang kebobrokan manajemen sebuah poliklinik dan kejujuran serta keuletan dan kegigihan seorang dokter muda yang didera berbagai fitnah.
Beliau dikenal kepiawaiannya dalam menulis novel. Pandai memilih diksi yang kuat dan variatif serta kuat pengaruh kata-katanya. Disamping itu gaya dialog yang elegan membuat pembaca menjadi terbawa arus cerita dengan penuh penghayatan. Sebut saja novel-novel sejarah beliau menghadirkan para sahabat dengan potret kekinian. Selain itu penguasaan cerita diberbagai belahan dunia seperti; “Layali Turkistan” (Malam-malam Turkistan) menggambarkan perjuangan seorang perempuan yang berkorban untuk kesucian tanahnya yang diinjak-injak penjajah. Seorang perempuan yang gigih melawan koloni. Namun cobaan yang dihadapinya sangat berat. Pilihannya menyebabkan ia divonis sebagai pengkhianat bangsanya. Rakyatnya baru tahu kalau ia adalah pahlawan, ketika ia menemui syahidnya.
Demikian juga “Amaliqah asy-Syimal” (Raksasa dari Utara); yang mengupas berbagai permasalahan kaum muslimin di Nigeria. “Adzra’ Jakarta” (Gadis Jakarta); yang menceritakan kisah perlawanan kaum muslimin terhadap gelombang komunisme yang cukup kuat. Perlawanan yang merenggut nyawa lebih dari ¼ juta jiwa. Ketiga novel ini telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Juga beberapa bahasa lainnya.
Kemudian ada lagi novel “Adh-Dhil al-Aswad” (Bayangan Hitam) kisah dari negeri Ethiopia. Mengungkap arsip-arsip sejarah dan rahasia yang banyak disembunyikan oleh para sejarahwan.
Selain tulisan-tulisan fiksi yang selalu laku itu, beliau juga menulis tentang Kritik Sastra. Beliau menulis, “Al-Islamiyah wa al-Madzahib al-Adabiyah” (Islam dan Aliran-aliran Sastra); “Madkhal ila al-Adab al-Islamiy” (Pengantar Sastra Islam); “Rihlati ma’a al-Adab al-Islamiy” (Perjalananku Bersama Sastra Islam) dll. Beliau juga menulis naskah teater; “Ala Aswar Dimasyq” (Penjara Damaskus) dll. Tulisan-tulisan non fikdi beliau: “Tahta Rayah al-Islam”(Di Bawah Bendera Islam); “Ath-Thariq ila Ittihad Islamiy” (Jalan Menuju Persatuan Islam); “Haula ad-Din wa ad-Daulah” (Seputar Agama dan Negara). Tulisan fiksi dan nonfiksi beliau yang ditunjang oleh spesialisasi sebagai dokter juga cukup banyak. Diantaranya: “Al-Ghida’ wa ash-Shihah” (Makanan dan Kesehatan); “Ihtaris min Dhaght ad-Dam” (Hati-hati Dengan Tekanan Darah Tinggi). Novel “Alladzina Yahtariqun” (Mereka yang Terbakar), “Qishatu al-Idz” (Kisah Aids) dsb. Juga karya dan tulisan-tulisan beliau yang lainnya.
Aliran sastra islam yang begitu kuat dalam berbagai tulisannya, terutama novel dan cerpen-cerpennya tak menghalangi karya tersebut untuk diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa; Indonesia, Inggris, Jerman, Perancis, Urdu dan beberapa bahasa lainnya.
Dan sastrawan bersahaja dan agung itu akhirnya memilih kembali ke Mesir, tanah kelahirannya; setelah merantau kurang lebih seperempat abad. Sakit yang dideritanya juga tak menghalanginya menggerakkan jari-jarinya untuk terus berkarya dan berdakwah.Hingga Allah pun memanggilnya. Pada tanggal 5 Syawal 1415 H bertepatan dengan 6 Maret 1995, beliau wafat dan mengakhiri perjuangannya di dunia ini. Menghadap Tuhannya. Meski jasad beliau telah 10 tahun dikubur di Mesir, namun ruh perjuangan beliau masih memencar bukan hanya di Mesir, namun ke seluruh pelosok dunia; termasuk di Indonesia. Semoga FLP termasuk salah satu generasi penerus beliau. Dan saya berharap bisa termasuk dalam gerbong dakwah ini. Amin.

SUMBER ARTIKEL:
https://sastrasantri.wordpress.com/2009/02/14/najib-kaelany-1931-1995-sastrawan-mesir/
Unknown

Najib Al Kailani Sang Sastrawan Haraki

Najib ibn Ibrahim ibn Abdul Lathif al-Kailani. Sastrawan Mesir ini lahir di desa Syarsyabah pada bulan Muharram 1350 H, atau pada bulan Juni 1931 M. Kampung halamannya pada waktu itu masih dalam kekuasaan penjajah Inggris. Ayahnya seorang petani yang memiliki tiga orang anak, yakni Najib, Amin, dan Muhammad.

Ketika Najib berusia delapan tahun, Perang Dunia II terjadi. Desa kelahirannya, begitu pula seluruh pelosok Mesir, dilanda bencana serta krisis ekonomi, politik, serta sosial. Semua kekayaan rakyat dirampas oleh pihak penjajah Inggris.

Najib banyak dipengaruhi oleh kakek dari pihak ibunya, yakni Haji Abdul Qadir Al Syafi’i. Ia merupakan seorang lelaki shaleh yang berprofesi sebagai pedagang besar dan dikenal juga sebagai seorang hafidz (penghafal) Qur’an. Di tangannyalah Najib kecil mendapatkan banyak tempaan.

Pada usia delapan, Najib memasuki sekolah di Syanbath. Kendati di awal ayah Najib cemas kalau-kalau ia tidak mampu membiayainya, namun pada kenyataannya Najib mampu menyelesaikan sekolah di sana. Najib kemudian meneruskan sekolah menengahnya di kota kecil Thantha selama lima tahun. Setelah lulus dari Thantha, ia meneruskan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Fuad Al Auwal. Sebenarnya Najib lebih menyukai kuliah di Fakultas Adab atau Hukum, namun ayahnya lebih menyukai ia kuliah di kedokteran.

Empat tahun kemudian, semasa menjadi mahasiswa, ia dijebloskan ke penjara selama tiga tahun karena keikutsertaannya dalam kelompok Al Ikhwan Al Muslimun sejak tahun 1955 sampai 1958. Sekeluarnya dari penjara, ia meneruskan studinya kembali. Hanya saja, pada tahun 1965 ia kembali dijebloskan ke penjara selama dua tahun.

Pada tahun 1967, Najib pindah ke Kuwait dan bekerja di sana, kemudian pindah lagi ke Dubai. Setelah berkali-kali dipindahtugaskan, Najib akhirnya diangkat menjadi Direktur Kementrian Kesehatan untuk UniEmirat Arab. Ia juga merupakan salah satu anggota Lembaga Kesenian untuk negara-negara Teluk dan aktif dalam pelbagai seminar dan kajian tentang kesehatan dan sastra.

Semasa mudanya, Najib sangat rakus membaca. Ia melahap semua bacaan seperti Ar Risalah, Ats Tsaqafah, Al Hilal, dan lain-lain. Dia juga banyak belajar dari pengarang terkenal lainnya seperti Sayyid Quthb, Mustafa Sadiq Ar Rafi’i, Al Mazani, Al Aqqad, Taufik Al Hakim dan lain-lain. Selain itu, ia juga menyukai sajak-sajak Al Mutanabbi, Syauqi, dan Hafidh Ibrahim. 

Sebagai seorang sastrawan yang ternama di Mesir, ia telah banyak menghasilkan novel di antaranya Al Ardhu Al Anbiya, Hikayah Jadu Allah, Hamamatu Salam, Dam Lathir Shohiyun, Aladzina Yahtariqun, Ra’su Syaithan, Al Dhil Al Aswad, Al Thariq Ath Thawil, Thola’i Fajr, Azda Jakarta, Qatil Hamzah, Layali Turkistan, Nida Al Khalid, Ala Abwabi Khaibar, Amaliqah Asy Syamal, Fi Al Dhalam, Lail Al Khothoya, Mawakib Al Ahrar, Nur Allah, Al Yaum Al Maw’ud, dan masih banyak yang lainnya.

Selain novel, Najib juga menghasilkan antologi cerpen seperti Dumu’u Al Amir, Hikayat Thayibah, Inda Al Rahil dan Mau’iduna Ghadan. Najib juga pernah membuat sebuah sandiwara berjudul Ala Aswaari Damsyiq, yang terdiri dari empat babak. Sandiwara itu ditulisnya ketika ia masih dalam penjara, yang menceritakan tentang peperangan bangsa Tartar dengan kaum muslimin. Di antara tokohnya adalah Ibnu Taimiyah yang menggelorakan semangat jihad kaum muslimin.

Sementara itu, Najib juga menghasilkan banyak karya nonfiksi antara lain; Haula Din Wa Daulah, Ath Thariqi Ila Ittihad Islam, A’daa Al Islamiyah, Al Mujtama’, Al Maridh, Iqbal Al Sya’ir, Al Islamiyah wal Al Madzhahib Al Islamiyah, Al Islam wa Al Jins, serta Syauqi fi Rakhbi Al Khalidin.

Pada tahun 1957, Najib pernah mendapat penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Pengajaran Mesir atas novelnya Ath Thariq Ath Thawil. Kemudian pada tahun 1958 Naji mendapatkan penghargaan dari pihak yang sama atas novelnya Fi Al Dholam serta buku non fiksinya yang berjudul Iqbal Al Sya’ir Ats Tsaair, Syauqi Fi Rakhbi Al Khalidin, dan Mujtama Al Maridh. Dan pada tahun 1959 ia juga mendapatkan penghargaan medali emas atas antologi cerpennya yang berjudul Mau’iduna Ghodan dari Festival Thaha Husein.

Pada tahun 1960 Najib memenangi sayembara penulisan novel yang diselenggarakan oleh Lembaga Tertinggi Pemeliharaan Seni dan Sastra untuk novelnya yang berjudul Al Yaum Al Maw’ud. Pada tahun 1979 karyanya yang berjudul Qatilul Hamzah memenangkan sayembara penulisan novel yang diadakan oleh Lembaga Bahasa Arab. Pada tahun 1980 Najib juga mendapatkan penghargaan dari pemerintah Pakistan atas bukunya Iqbal Asy Sya’ir Ats Tsaair yang membahas tentang syair-syair revolusioner. Najib meninggal karena sakit pada tahun 1993. [wahidnugroho.com]

sumber artikel:
http://www.wahidnugroho.com/2012/08/najib-al-kailani-sang-sastrawan-haraki_25.html
Unknown